I LOVE ISLAM

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar diberi ilmu yang manfaat, rezeki yang luas, dan amalan yang diterima.” (H.R. Ahmad, Ibnu Syaibah, dan Ibnu Majah)


"Barang siapa yang akhirat menjadi harapannya, Allah akan menjadikan rasa cukup di dalam hatinya serta mempersatukannya, & dunia akan datang kepadanya dlm keadaan patuh & hina. Tetapi siapa yang dunia menjadi harapannya, Allah akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya serta mencerai-beraikannya, & dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditetapkan baginya". {Hadits Riwayat Tirmidzi}


Semoga Allah meridhoi apa yang saya lakukan untuk menambah ilmu dan menyebarkan ilmu yang di dapat.


tulisan ini diambil dari berbagai sumber.


Minggu, 05 Desember 2010

Doa untuk menghadapi / terlepas dari Kesulitan

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang

Ya Allah Puji dan syukur hanya untuk-Mu, harapan dan kemurahan hanya pada-MU.
Dan Engkaulah benar-benarTuhan kami
Dan kami adalah hamba-hamba-Mu
Dan Engkaulah yang patut menjadi Tuhan kami

Ya Allah wahai yang memudahkan sesuatu yang susah
wahai yang menyambung sesuatu yang retak
wahai yang menemani sesuatu yang sendiri
wahai yang menyenangkan sesuatu yang sedih
wahai yang memberi kekuatan pada yang lemah
wahai yang memberi keamanan pada yang ketakutan
mudahkanlah pada kami ya…Allah segala yang susah
karena memudahkan yang susah bagimu ya..Allah sangatlah mudah

Ya Allah wahai yang tidak memerlukan penjelasan dan rincian
keinginan-keinginan kami sangatlah banyak pada-Mu
dan Engkaupun tau tentang itu dan Engkaupun melihat

Ya Allah aku takut pada-Mu
dan aku takut pada orang-orang yang takut pada-Mu
dan akupun takut pada orang-orang yang tidak takut pada-MU

Ya Allah demi orang-orang yang takut pada-MU
dan demi kehormatan Sayyidina Muhammad Saww
hentikanlah kejahatan orang-orang yang tidak takut pada-MU
dan lindungilah aku dalam naungan-MU yang tak terbatas
juga kasihilah aku dalam kekuasaan-MU
Janganlah aku dijerumuskan pada mara bahaya
Karena Engkaulah satu-satunya harapanku

Atas rahmat-Mu wahai yang maha pemurah, serta sholawat dan salam pada Nabi Muhammad Saww yang membawa berita bahagia dan peringatan, juga petunjuk jalan yang terang, sholawat dan salam buat keluarga Nabi Saww yang suci dan bersih dari dosa.

Segala puji hanya bagimu Tuhan pencipta alam.

Sumber http://www.facebook.com/photo.php?pid=30578662&id=1401474950

WAS WAS

AWAS WAS-WAS


Seseorang di majlisku beberapa hari yang lalu bertanya tentang was-was dan cara untuk menyembuhkannya. Yang dia maksud dengan waswas adalah adanya bisikan2 di saat dia melaksanakan sebuah ibadah. Bisikan itu mengatakan bahwa apa yang dilakukan tidaklah sempurna atau malah tidak sah atau membuatnya ragu apakah dia sudah melakukannnya atau belum? misalnya disaat dia telah hampir selesai berwudhu dia ragu-ragu apakah wudhunya itu sudah diawali dengan niat atau belum, dan untuk meyakinkan dirinya, seringkali dia mengulang kembali wudhunya sehingga untuk sekedar berwudhu dia membutuhkan waktu berpuluh menit lamanya, demikian katanya..
Saya menjawab pertanyaan tersebut dengan menukil jawaban dari beberapa ulama. Saya juga ingat bahwa beberapa teman di pondok pesantren dulu banyak yang terganggu dengan penyakit ini dan tentu saja mengganggu orang lain pula. Lebih daripada itu penyakit satu ini obatnya tidak akan ditemu di apotik padahal membiarkannya berlarut menjadikan was-was semakin menguasai hati seseorang. Jadi kiranya perlu untuk saya tuliskan metode pengobatannya disini hingga jika ada diantara saudara-saudaraku yang membacanya merasa terkena penyakit ini dia tahu bagaimana menghadapinya, dan bagi yang lain diharapkan bisa belajar untuk mencegahnya. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati ??
Baiklah, Untuk mulai membahas hal ini, kita akan memulai dengan pertanyaan:
Apakah sebenarnya was-was itu ?
Was-was adalah bisikan syeitan, dia berharap dengan bisikan tersebut orang jadi malas melakukan ibadah atau malah justru meninggalkannya.
Ibnu Abbas RA berkata : “ Was-was adalah penyakit orang mukmin.”
Yang dari ucapan beliau kita bisa menyimpulkan 2 hal :
1- Hanya orang mukmin yang bisa terkena penyakit ini, maka jika engkau mulai diganggu dengan bisikan2 tersebut jangan larut dalam kesedihan apalagi putus asa. justru bolehlah sedikit berbangga sebab artinya engkau adalah seorang mukmin. karena tentunya orang yang tidak ada iman di hatinya tidak akan peduli terhadap keabsahan ibadah apalagi kesempurnaannya.

2- Was-was itu penyakit dan selayak penyakit apapun bentuknya ia harus diobati, betul bahwa ia adalah tanda keimanan tapi membiarkannya merusak ibadahmu menjadikan keimananmu tidak meningkat2 akhirnya.

Bagaimana mengobatinya ??
Allah SWT berfirman dalam surat annas
( katakanlah aku berlindung kepada Tuhannya manusia (1) pencipta manusia (2) pemelihara manusia (3) dari kejahatan bisikan syeitan yang suka bersembunyi (4) dia berbisik dalam dada manusia (5) dari golongan jin dan manusia (6) )
Dari ayat diatas kita bisa menyimpulkan bahwa was-was itu dari syeitan dan imam ghozali dalam minhajnya mengatakan beberapa teori untuk menghadapi kejahatan syeitan :
1- Lawan, jangan dengarkan apalagi ikuti.

Jika syeitan mengatakan bahwa kita belum takbir katakan padanya saya sudah melakukannya. jika dia mengatakan engkau belum berniat katakan padanya niat itu tempatnya di hati dan tak ada yang tahu isi hati kita kecuali Allah, jika dia mengatakan pakaian kita kena najis katakan padanya aku tidak melihat ataupun menciumnya dan kita lebih percaya kepada mata dan hidung kita daripada kepadanya. Sebab syeitan meski terdengar semanis apapun bisikannya tak ada tujuan baginya kecuali menyesatkan.

Nabi Muhammad SAW bersabda dalam haditsnya :
“ Tatkala seseorang diantara kalian tengah duduk dalam sholat, Syeitan seringkali meniup bagian bawah tubuhnya ( seolah ada yang angin yang keluar darinya ), apabila terjadi yang demikian maka janganlah keluar dari sholatnya kecuali jika telah benar2 mencium baunya atau mendengar suaranya “
Cobalah baca cerita yang saya nukil dari kitab i’anatut tholibin susunan Abu bakar Syato di bab thoharoh di bawah ini :

“ suatu ketika seseorang datang kepada seorang alim ulama pakar tata bahasa arab yaitu imam ibnu malik, dia berkata padanya :

“ wahai imam, aku dengar bahwa seseorang tatkala pengetahuannya terhadap satu bidang ilmu telah seperti lautan berarti dia telah menguasai seluruh bidang ilmu yang lainnya, apakah itu benar ?

Ibnu malik menjawab : “ya, memang begitulah adanya, sebab ilmu itu saling berkait antara satu dengan lainnya.”

Penanya : “ Engkau adalah seseorang yang pengetahuan agama dari segi tata bahasa arabnya telah kau kuasai dengan benar aku akan bertanya padamu tentang ilmu fiqih, selama ini aku di saat berwudhu seringkali merasa ragu-ragu apakah aku telah niat, atau membasuh muka sehingga aku mengulang wudhuku kembali, dan ketika aku sholat aku seringkali ragu apakah aku sudah takbirotul ihram tadi atau apakah aku sudah membaca surat Alfatihah ?? sehingga aku mengulang kembali sholatku bahkan sampai berkali2. Menurutmu apa yang harus aku lakukan ??”

Imam ibnu malik : “Jadi engkau membasuh muka, membasuh tangan, mengusap kepala kemudian kamu merasa bahwa kamu belum membasuh muka ??, atau kamu sholat, takbir, membaca fatihah, ruku’ dan seterusnya kemudian di waktu sujud kamu merasa sepertinya kamu belum membaca surat fatihah ? “

Penanya : “ kira2 begitu.”

Imam ibnu malik : “ kalau begitu kamu boleh meninggalkan wudhu dan sholat, ia tidak wajib lagi atasmu. ”

Penanya : “ kenapa bisa begitu, imam ??.”

Imam ibnu malik : “ Ya, sebab orang yang sudah takbir tapi merasa belum takbir, sudah berwudhu tapi merasa belum membasuh muka itu adalah orang yang tidak waras dan orang gila tidak lagi diwajibkan melakukan sholat.”

Penanya : “ ???????....... ”

sejak saat itu dia tidak pernah lagi mengikuti was-wasnya sebab dia tidak mau menjadi gila.


2- Ikutilah pendapat ulama yang berpendapat ringan dalam masalah tersebut.

Jika was-was yang dialami adalah dalam permasalahan fiqih seperti wudhu, sholat, puasa dan lainnya maka sebaiknya dia mengikuti pendapat yang ringan dalam masalah tersebut. Sebab was-was yang merupakan penyakit hati pengobatannya sama dengan penyakit badan. Ia membutuhkan sesuatu yang berlawanan dengan yang dia alami. Orang yang kena panas tinggi diobati dengan didinginkan badannya, dan yang kena kurang darah diberi suplemen penambah darah untuk menstabilkannya. Maka, jika seseorang was-was dalam masalah niat misalnya dia bisa mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah yang mengatakan bahwa niat itu tidak wajib, dan mengingat pendapat yang berat dalam suatu permasalahan fiqih sama saja dengan menambahkan gula di makanan orang yang mengidap dibetes.

cobalah baca kisah yang pernah diceritakan guru saya dibawah ini :

Datang seseorang kepada seorang alim ulama terkemuka pada zamannya yaitu Habib Abdurrahman Al masyhur mufti hadromaut sekaligus pengarang kitab bughyatul mustarsyidin, dia mengadu kepada beliau atas penyakit was-wasnya terhadap najis yang sudah sangat mengganggu sehingga membuatnya selalu mengganti pakaian setiap akan mengerjakan sholat karena merasa bahwa pakaian yang dikenakannya berkemungkinan terkena najis, dan karena ada kemungkinan najis itu juga mengenai badannya dia memutuskan untuk mandi sebelum wudhunya.
Habib Abdurrahman tidak menjawab keluhannya akan tetapi mengajaknya menuju masjid tatkala adzan berkumandang, beliau hanya menanyakan tentang satu hal :
“ Kamu yakin bahwa saya adalah gurumu yang tidak akan memutuskan sesuatu kecuali dengan panduan ilmu ??”
Orang itupun mengangguk dengan pasti.
Di tengah perjalanan mereka, mereka mendapati seekor kambing yang sedang mengeluarkan kotoran, orang itupun berusaha menjauh sebisa mungkin, akan tetapi sang Guru justru menghentikan langkah dan malah menyuruhnya untuk mengambil kotoran tersebut dengan tangannya dan meletakkannya di saku baju yang tengah dia kenakan. Seraya berkata :

“ Ada di antara ulama yang bermadzhab syafi’ie yang mengatakan bahwa kotoran dari binatang ternak yang boleh dimakan dagingnya adalah suci “

Orang itu menuruti ucapan gurunya meletakkan kotoran di sakunya dan berangkat sholat dengan pakaian tersebut. Sejak hari itu sembuhlah penyakit was wasnya.

3- Mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syeitan.

Sebab hanya Dialah sumber kekuatan kita, dan tatkala hati kita mengingatNya itu adalah senjata terbesar untuk kita mengalahkan musuh manapun.
Nabi Muhammad SAW mengatakan tentang tafsir dari surat annas ayat 4
( Dari kejahatan bisikan syeitan yang suka bersembunyi (4) ):
Syeitan bersembunyi tatkala seseorang mengingat Allah SWT dan dia akan menguasai tatkala orang tersebut lupa kepada Allah SWT.

Maka setiap was-was itu datang konsentrasikan pikiranmu mengingat Allah dan mohonlah agar Dia menjagamu dari godaan syeitan. kemudian lihatlah bahwa bisikan-bisikan itu akan berkurang.

Jika tiga hal di atas ini selalu kau lakukan setiap kali was-wasmu datang akan ada waktu dimana was-was hanya akan menjadi masa lalu.
Sehingga barangkali kalau nanti ada seseorang bertanya kepadamu : “ Pernah kena was-was ??. “
Kamu akan berkata : “ Sudah lupa tuh... “


Kamis, 25 November 2010

Qarun

Qarun, Pembesar Sekaligus Pembangkang!



Watak Qarun
Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir’aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.

Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutamakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.

Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya harta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan;

Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku...


Murkanya Allah Atas Kesombongan Qarun

Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata;

Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.

Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata;

Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh….


Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.


Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”

Penyebutan Qarun Dalam Al-Qur'an

Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu’min.Penyebutan dalam surah al-`Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun,Fir’aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.

Dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

(al-`Ankabut: 39-40)

Penyebutan dalam surah al-Mu’min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya.”Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata;

(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.

(al-Mu’min:23-24)

MENUJU PENGERTIAN ISLAM

PADA LAZIMNYA NAMA AGAMA BERDASARKAN ATAS ASAL DAERAH ATAU NAMA PEMBAWA AGAMA TERSEBUT. CONTOH :
  • BUDHA BERASAL DARI SIDHARTA BUDHA GAUTAMA
  • KRISTEN BERASAL DARI YESUS CRISTUS
  • NASRANI BERASAL ADRI NAZARETH
  • YAHUDI BERASAL DARI YAHUDA
  • KEJAWEN BERASAL DARI JAWA

ADAPUN ISLAM BERASAL DARI KATA
  • "ASLAMA" ARTINYA SELAMAT SENTAUSA
  • "SALAMA" ARTINYA MEMELIHARA DIRI DALAM KEADAAN SELAMAT SENTAUSA.
  • "ASSALAM" ARTINYA SELAMAT, TUNDUK PATUH, TAAT, KASIH SAYANG BERSERAH DIRI TOTAL KEPADA ALLAH.
KATA ISLAM DI AMBIL DARI PENCIPTA-NYA YAITU DARI ASMAUL HUSNA; 99 ISME ALLAH. JADI NAMA ISLAM DI AMBIL DARI ALLAH ITU SENDIRI.
LIHAT AQ: (59:23)

SEPANJANG KEHIDUPAN MANUSIA, ALLLAH TAK PERNAH MENURUNKAN AGAMA SELAIN ISLAM MULAI DARI NABI ADAM SAMPAI NABI MUHAMMAD.
DALAM AQ :

  • (2:132) = WASIAT IBRAHIM + YAQUB = JANGANLAH KAMU MATI KECUALI DALAM MEMELUK ISLAM.
  • (3:137) = TELAH BERLAKU SEBELUM KAMU SUNAH ALLAH (HUKUMAN BAGI YANG MENDUSTAKAN ROSUL).
  • (12:101) = WAFATKANLAH AKU DALAM KEADAAN ISLAM BERSAMA ORANG-ORANG YANG SOLEH.
  • (27:29-31) = SULAIMAN KPD BALQIS = DATANGLAH SEBAGAI ORANG MUSLIM.
  • (3:52) = HAWARIYYIN =KAMILAH PENOLONG AGAMA ALLAH.
  • (22:78) = IKUTI AGAMA IBRAHIM, ALLAH MENAMAIMU "MUSLIM"

ISLAM ADALAH AGAMA YANG DI BAWA PARA NABI DAN ROSUL SECARA ESTAFET DARI ALLAH-ISLAM MEMPUNYAI SIFAT UNIVERSAL/RAHMATANLILLALAMIN.

Sholat Dhuha Pangkal Dari Kaya !

SholatDhuha adalah sholat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu Dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik lebih 7 Hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul 7 pagi) hingga waktu dzuhur. Secara umum dapat disimpulkan bahwa status hukum sholat dhuha berdasarkan hadits yang berkaitan adalah sunnah.



"kekasihku Rasululloh SAW, telah berwasiat kepadaku dengan puasa Tiga Hari setiap bulan, dua rokaat dhuha dan witir sebelum tidur" (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud).


Dari Anas Bin Malik, Bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barang Siapa yang mengerjakan sholat dhuha sebanyak 12 Rokaat / 6 kali Sholatan (1 Solat = 2 Rokaat), maka ALLAH SWT akan membangunkan untuknya istana surga". (HR: Thirmidzi dan Ibnu Majah (Hasan). )


Dengan melaksanakan Solat Dhuha , maka Akan di Lancarkan Rezekinya.. Nah, bagi yang mau rizkinya di beri kelancaran maka rutinkan lah melaksanakan Solat Dhuha ini, yang telah di sunahkan oleh Nabi Muhammad SAW

kitab suci Al-Qur'an

Misteri Angka Dalam Al Quran

Banyak hal yang menarik bila kita mau memperhatikan angka2 dalam Al Quran. Baik itu berupa penomoran Surat ataupun ayat begitu juga terhadap jumlah surat ataupun jumlah ayat dalam satu surat pada Al Quran. Catatan berikut ini adalah diantaranya.

Kata-kata dalam Al-Qur’an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur’an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur’an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.

Al-Qur’an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan ‘ulum’ Al-Qur’an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Para peneliti terdahulu sudah mencatat, bahwa surat-surat yang dibuka dengan huruf-huruf ‘muqaththa’ah’ berjumlah 29 surat, sementara jumlah huruf ‘hijaiyah’ Arab ditambah dengan huruf “Hamzah” juga berjumlah 29 huruf hal ini dengan sudut pandang bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab.

DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ‘ Al’Ijaz Al’Adadiy Fi Al-Qur’an Al Karim” beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al-Qur’an dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, dari jumlah kata dalam Al-Qur’an sebanyak 51.900, Jumlah Juz 30, Jumlah Surat 112, keanehan yang ada diantaranya sbb :

* Kata ‘Iblis” ( La’nat ALLAH ‘alaihi ) dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 11 kali, sementara “Isti’adzah” juga disebutkan 11 kali, Kata “ma’siyah” dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata “Syukr” dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.

* Kata “al-dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-akhirah” sebanyak 115 kali.

* Kata “Al-israf” disebutkan 23 kali, kata kebalikannya “al-sur’ah” sebanyak 23 kali.

* Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya ‘Al-syayathin” juga 88 kali.

* Kata “Al-sulthan disebutkan 37 kali, kata kebalikannya “Al-nifaq” juga 37 kali.

* Kata “Al-harb”(panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “ Al-harb” juga 4 kali.

* Kata “ Al-harb (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya “Al-husra” (tawanan) 6 kali.

* Kata “Al-hayat” (hidup” sebanyak 145 kali, kebalikannya “Al-maut” (mati) 145 kali.

* Kata “Qalu” (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya “Qul” ( katakanlah) sebanyak 332 kali.

* Kata “Al-sayyiat” yang menjadi kebalikan kata “Al-shahihat” masing-masing 180 kali.

* Kata “Al-rahbah” yang menjadi kebalikan kata “Al-ragbah” masing-masing 8 kali.

* Kata “Al-naf’u” yang menjadi kebalikan kata “Al-fasad” masing-masing 50 kali.

* Kata “Al-nas” yang menjadi kebalikan kata “Al-rusul” masing-masing 368 kali.

* Kata “Al-asbath” yang menjadi kebalikan kata “Al-awariyun” masing-masing 5 kali

* Kata “Al-jahr” yang menjadi kebalikan kata “Al-alaniyyah” masing-masing 16 kali

* Kata “Al-jaza” 117 kali ( sama dg kebalikannya),

* Kata “Al-magfiroh” 234 kali ( sama dengan kebalikannya),

* Kata “Ad-dhalala” ( kesesatan) 191 kali ( sama dengan kebalikannya),

* Kata “Al-ayat” 2 kali “Ad-dhalala” yaitu 282 kali. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.

* Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.

* Kata “Syahr” ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dg jumlah Bulan dalam satu Tahun.

* Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan.

* Kata “Sab’u” (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.

* Jumlah “ saah” (jam) yang didahului dengan ‘harf’ sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.

* Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah raka’at dalam solat 5 waktu

* Kata “Shalawat” disebutkan 5 kali, sama dengan jumlah solat wajib sehari semalam.

* Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah Raka’at Sholat fardhu/ wajib.

Semoga data2 diatas dapat menjadikan kita lebih memahami betapa Quran itu penuh dng mukjizat demi kepentingan manusia itu sendiri. Amiin.

—o0o—

Rabu, 24 November 2010

BIOGRAFI hadijah binti Khuwailid

hadijah binti Khuwailid adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”

Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., menjadi wanita pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai kesusahan pada fase awal jihad pcnyebaran agarna Allah kepada seluruh umat manusia.

Khadijah adalah wanita yang hidup dan besar di lingkungan Suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah, sehingga banyak pemuda Quraisy yang ingin mempersuntingnya.

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi, yang wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum, yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraisy.

A. Wanita Suci

Sayyidah Khadijah dikenal dengan julukan wanita suci sejak perkawinannya dengan Abu Halah dan Atiq bin Aidz karena keutamaan ãkhlak dan sifat terpujinya. Karena itu, tidak heran jika kalangan Quraisy memberikan penghargaan dan berupa penghormatan yang tinggi kepadanya.

Kekayaan yang berlimpahlah yang menjadikan Khadijah tetap berdagang. Akan tetapi, Khadijah merasa tidak mungkin jika sernua dilakukan tanpa bantuan orang lain. Tidak mungkin jika dia harus terjun langsung dalam berniaga dan bepergian membawa barang dagangan ke Yaman pada musim dingin dan ke Syam pada musim panas. Kondisi itulah yang menyebabkan Khadijah mulai mempekerjakan beberapa karyawan yang dapat menjaga amanah atas harta dan dagangannya. Untuk itu, para karyawannya menerima upah dan bagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Walaupun pekerjaan itu cukup sulit, bermodalkan kemampuan intelektual dan kecemer1angan pikiran yang didukung oleh pengetahuan dasar tentang bisnis dan bekerja sama, Khadijah mampu menyeleksi orang-orang yang dapat diajak berbisnis. Itulah yang mengantarkan Khadilah menuju kesuksesan yang gemilang.

B. Pemuda yang Jujur

Khadijah memiliki seorang pegawai yang dapat dipercaya dan dikenal dengan nama Maisarah. Dia dikenal sebagai pemuda yang ikhlas dan berani, sehingga Khadijah pun berani melimpahkan tanggung jawab untuk pengangkatan pegawai baru yang akan mengiring dan menyiapkan kafilah, menentukan harga, dan memilih barang dagangan. Sebenarnya itu adalah pekerjaan berat, namun penugasan kepada Maisarah tidaklah sia-sia.

C. Pemuda Pemegang Amanah

Kaum Quraisy tidak mengenal pemuda mana pun yang wara, takwa, dan jujur selain Muhammad bin Abdullah, yang sejak usia lima belas tahun telah diajak oleh Maisarah untuk menyertainya berdagang.

Seperti biasanya, Maisarah menyertai Muhammad ke Syam untuk membawa dagangan Khadijah, karena memang keduanya telah sepakat untuk bekerja sama. Perniagaan mereka ketika itu memberikan keuntungan yang sangat banyak sehingga Maisarah kembali membawa keuntungan yang berlipat ganda. Maisarah mengatakan bahwa keuntungan yang mereka peroleh itu berkat Muhammad yang berniaga dengan penuh kejujuran. Maisarah menceritakan kejadian aneh selama melakukan perjalanan ke Syam dengan Muhammad. Selama perjalanan, dia melihat gulungan awan tebal yang senantiasa mengiringi Muhammad yang seolah-olah melindungi beliau dari sengatan matahari. Dia pun mendengar seorang rahib yang bernama Buhairah, yang mengatakan bahwa Muhammad adalah laki-laki yang akan menjadi nabi yang ditunggu-tunggu oleh orang Arab sebgaimana telah tertulis di dalam Taurat dan Injil.

Cerita-cerita tentang Muhammad itu meresap ke dalam jiwa Khadijah, dan pada dasarnya Khadijah pun telah merasakan adanya kejujuran, amanah, dan cahaya yang senantiasa menerangi wajah Muhammad. Perasaan Khadijah itu menimbulkan kecenderungan terhadap Muhammad di dalam hati dan pikirannya, sehingga dia menemui anak pamannya, Waraqah bin Naufal, yang dikenal dengan pengetahuannya tentang orang- orang terdahulu. Waraqah mengatakan bahwa akan muncul nabi besar yang dinanti-nantikan manusia dan akan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Allah. Penuturan Waraqah itu menjadikan niat dan kecenderungan Khadijah terhadap Muhammad semakin bertambah, sehingga dia ingin menikah dengan Muhammad. Setelah itu dia mengutus Nafisah, saudara perempuan Ya’la bin Umayyah untuk meneliti lebih jauh tentang Muhammad, sehingga akhirnya Muhammad diminta menikahi dirinya.

Ketika itu Khadijah berusia empat puluh tahun, namun dia adalah wanita dari golongan keluarga terhormat dan kaya raya, sehingga banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya. Muhammad pun menyetujui permohonan Khadijah tersebut. Maka, dengan salah seorang pamannya, Muhammad pergi menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin As’ad untuk meminang Khadijah.

D. Istri Pertama Rasulullah

Allah menghendaki pernikahan hamba pilihan-Nya itu dengan Khadijah. Ketika itu, usia Muhammad baru menginjak dua puluh lima tahun, sementara Khadijah empat puluh tahun. Walaupun usia mereka terpaut sangat jauh dan harta kekayaan mereka pun tidak sepadan, pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang aneh, karena Allah Subhanahu wa ta’ala telah memberikan keberkahan dan kemuliaan kepada mereka.

Khadijah adalah istri Nabi yang pertama dan menjadi istri satu-satunya sebelum dia rneninggal. Allah menganugerahi Nabi Shallallahu alaihi wassalam. melalui rahirn Khadijah beberapa orang anak ketika dibutuhkan persatuan dan banyaknya keturunan. Dia telah mernberikan cinta dan kasih sayang kepada Rasuluflah Shallallahu alaihi wassalam. pada saat-saat yang sulit dan tindak kekerasan dan kekejaman datang dari kerabat dekat. Bersama Khadijah, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mernperoleh per1akuan yang baik serta rumah tangga yang tenteram damai, dan penuh cinta kasih, setelah sekian lama beliau merasakan pahitnya menjadi anak yatirn piatu dan miskin.

E. Putra-putri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam

Khadijah melahirkan dua orang anak laki-laki, yaitu Qasim dan Abdullah serta empat orang anak perempuan, yaitu Zainab, Ruqayah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Seluruh putra dan putrinya lahir sebelum masa kenabian, kecuali Abdullah. Karena itulah, Abdullah kemudian dijuluki ath-Thayyib (yang balk) dan ath-Thahir (yang suci).

Zainab banyak rnenyerupai ibunya. Setelah besar, Zainab dinikahkan dengan anak bibinya, Abul Ash ibnur Rabi’. Pernikahan Zainab ini merupakan peristiwa pertama Rasulullah rnenikahkan putrinya, dan yang terakhir beliau menikahkan Ummu Kultsum dan Ruqayah dengan dua putra Abu Lahab, yaitu Atabah dan Utaibah. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam. diutus menjadi Rasul, Fathimah az-Zahra, putri bungsu beliau rnasih kecil.

Selain mereka ada juga Zaid bin Haritsah yang sering disebut putra Muhammad. Semula, Zaid dibeli oleh Khadijah dari pasar Mekah yang kemudian dijadikan budaknya. Ketika Khadijah menikah dengan Muhammad, Khadijah memberikan Zaid kepada Muhammad sebagai hadiah. Rasulullah sangat mencintai Zaid karena dia memiliki sifat-sifat yang terpuji. Zaid pun sangat mencintai Rasulullah. Akan tetapi di tempat lain, ayah kandung Zaid selalu mencari anaknya dan akhirnya dia mendapat kabar bahwa Zaid berada di tempat Muhammad dan Khadijah. Dia mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk memohon agar beliau mengembalikan Zaid kepadanya walaupun dia harus membayar mahal. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam memberikan kebebasan penuh kepada Zaid untuk memilih antara tetáp tinggal bersamanya dan ikut bersama ayahnya. Zaid tetap memilih hidup bersama Rasulullah, schingga dan sinilah kita dapat mengetahuisifat mulia Zaid.

Agar pada kemudian hari nanti tidak menjadi masalah yang akan memberatkan ayahnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan Zaid bin Haritsah menuju halaman Ka’bah untuk mengummkan kebebasan Zaid dan pengangkatan Zaid sebagai anak. Setelah itu, ayahnya merelakan anaknya dan merasa tenang. Dari situlah mengapa banyak yang menjuluki Zaid dengan sebutan Zaid bin Muhammad. Akan tetapi, hukum pengangkatan anak itu gugur setelah turun ayat yang membatalkannya, karena hal itu merupakan adat jahiliah, sebagaimana firman Allah berikut ini:

” … jika kamu mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah merela sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu … ” (QS. At-Taubah:5)

F. Pada Masa Kenabian Muhammad Shallallahu alaihi wassalam.

Muhammad bin Abdullah hidup berumah tangga dengan Khadijah binti Khuwailid dengan tenterarn di bawah naungan akhlak mulia dan jiwa suci sang suami. Ketika itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjadi tempat mengadu orang-orang Quraisy dalam menyelesaikan perselisihan dan pertentangan yang terjadi di antara mereka. Hal itu menunjukkan betapa tinggi kedudukan Rasulullah di hadapan mereka pada masa prakenabian. Beliau menyendiri di Gua Hira, menghambakan din kepada Allah yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim a.s.

Khadijah sangat ik.hlas dengan segala sesuatu yang dilakukan suaminya dan tidak khawatir selama ditinggal suaminya. Bahkan dia menjenguk serta menyiapkan makanan dan minuman selama beliau di dalam gua, karena dia yakin bahwa apa pun yang dilakukan suaminya merupakan masalah penting yang akan mengubah dunia. Ketika itu, Nabi Muhammad berusia empat puluh tahun.

Suatu ketika, seperti biasanya beliau menyendiri di Gua Hira –waktu itu bulan Ramadhan–. Beliau sangat gemetar ketika mendengar suara gaib Malaikat Jibril memanggil beliau. Malaikat Jibril menyuruh beliau membaca, namun beliau hanya menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Akhirnya, Malaikat Jibril mendekati dan mendekap beliau ke dadanya, seraya berkata, “Bacalah, wahai Muhammad!” Ketika itu Muhammad sangat bingung dan ketakutan, seraya menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Mendengar itu, Malaikat Jibril mempererat dekapannya, dan berkata, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Dia mengajari manusia dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan segala sesuatu yang belum mereka ketahui.” Rasulullah Muhammad mengikuti bacaan tersebut. Keringat deras mengucur dari seluruh tubuhnya sehingga beliau kepayahan dan tidak menemukan jalan menuju rumah. Khadijah melihat beliau dalam keadaan terguncang seperti itu, kemudian memapahnya ke rumah, serta berusaha menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran yang memenuhi dadanya. “Berilah aku selimut, Khadijah!” Beberapa kali beliau meminta istrinya menyelimuti tubuhnya. Khadijah memberikan ketenteraman kepada Rasulullah dengan segala kelembutan dan kasih sayang sehingga beliau merasa tenteram dan aman. Beliau ridak langsung menceritakan kejadian yang menimpa dirinya kepada Khadijah karena khawatir Khadijah menganggapnya sebagai ilusi atau khayalan beliau belaka.

G. Pribadi yang Agung

Setelah rasa takut beliau hilang, Khadilah berupaya agar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengutarakan apa yang telah dialaminya, dan akhirnya beliau pun menceritakan peristiwa yang baru dialaminya. Khadijah mendengarkan cerita suaminya dengan penuh minat dan mempercayai semuanya, sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. merasa bahwa istrinya pun menduga akan terjadinya hal-hal seperti itu.

Sejak semula Khadijah telah yakin bahwa suaminya akan menerima amanat Allah Yang Maha Besar untuk seluruh alam semesta. Kejadian tersebut merupakan awal kenabian dan tugas Muhammad menyampaikan amanat Allah kepada manusia. Hal itu pun merupakan babak baru dalam kehidupan Khadijah yang dengannya dia harus mempercayai dan meyakini ajaran Rasulullah Muhammad, sehingga Rasulullah mengatakan, “Aku rnengharapkannya menjadi benteng yang kuat bagi diriku.”

Di sinilah tampak kebesaran pribadi serta kematangan dan kebijaksanaan pemikiran Khadijah. Khadijah telah mencapai derajat yang tinggi dan sempurna, yang belum pernah dicapai oleh wanita mana pun. Dia telah berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, “Demi Allah, Allah tidak akan menyia nyiakanrnu Engkau selalu menghubungkan silaturahim, berbicara benar, memikul beban orang lain, menolong orang papa, menghorrnati tamu, dan membantu meringankan derita dan musibah orang lain.”

Setelah Rasulullah merasa tenteram dan dapat tidur dengan tenang, Khadijah mendatangi anak pamannya, Waraqah bin Naufal, yang tidak terpengaruhi tradisi jahiliah. Khadijah menceritakan kejadian yang dialami suaminya. Mendengar cerita mengenai Rasulullah, Waraqah berseru, “Maha Mulia…Maha Mulia…. Demi yang jiwa Waraqah dalam genggaman-Nya, kalau kau percaya pada ucapanku, maka apa yang diihat Muhammad di Gua Hira itu merupakan suratan yang turun kepada Musa dan Isa sebelumnya, dan Muhammad adalah nabi akhir zaman, dan namanya tertulis dalam Taurat dan Injil.” Mendengar kabar itu, Khadijah segera menemui suaminya (Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam) dan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Waraqah.

H. Awal Masa Jihad di Jalan Allah

Khadijah meyakini seruan suaminya dan menganut agarna yang dibawanya sebelum diumumkan kepada rnasyarakat. Itulah langkah awal Khadijah dalam menyertai suaminya berjihad di jalan Allah dan turut menanggung pahit getirnya gangguan dalam menyebarkan agama Allah.

Beberapa waktu kemudian Jibril kembali mendatangi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. untuk membawa wahyu kedua dari Allah:

“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan dan Tuhanmu agungkanlah dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlab kamu memberi (dengan maksud) memperoleb (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah” (QS. Al-Muddatstir:1-7)

Ayat di atas merupakan perintah bagi Rasulullah untuk mulai berdakwah kepada kalangan kerabat dekat dan ahlulbait beliau. Khadijah adalah orang pertama yang menyatap kan beriman pada risalah Rasulullah Muhammad dan menyatakan kesediaannya menjadi pembela setia Nabi. Kemudian menyusul Ali bin Abi Thalib, anak paman Rasulullah yang sejak kecil diasuh dalam rumah tangga beliau. Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak, kemudian Zaid bin Haritsah, hamba sahaya Rasulullah yang ketika itu dijuluki Zaid bin Muhammad. Dari kalangan laki-laki dewasa, mulailah Abu Bakar masuk Islam, diikuti Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, az-Zubair ibnu Awam, Thalhah bin Ubaidilah, dan sahabat-sahat lainnya. Mereka masuk menyatakan Islam secara sembunyi-sembunyi sehingga harus melaksanakan shalat di pinggiran kota Mekah.

I. Masa Berdakwah Terang-terangan

Setelah berdakwah secara sembunyi- sembunyi, turunlah perintah Allah kepada Rasulullah untuk memulai dakwah secara terang-terangan. Karena itu, datanglah beliau ke tengah-tengah umat seraya berseru lantang, “Allahu Akbar, Allahu Akbar… Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia tidak melahirkan, juga tidak dilahirkan.” Seruan beliau sangat aneh terdengar di telinga orang-orang Quraisy. Rasulullah Muhammad memanggil manusia untuk beribadah kepada Tuhan yang satu, bukan Laata, Uzza, Hubal, Manat, serta tuhan-tuhan lain yang mernenuhi pelataran Ka’bah. Tentu saja mereka menolak, mencaci maki, bahkan tidak segan-segan menyiksa Rasulullah. Setiap jalan yang beliau lalui ditaburi kotoran hewan dan duri.

Khadijah tampil mendampingi Rasulullah dengan penuh kasih sayang, cinta, dan kelembutan. Wajahnya senantiasa membiaskan keceriaan, dan bibirnya meluncur kata-kata jujur. Setiap kegundahan yang Rasulullah lontarkan atas perlakuan orang-orang Quraisy selalu didengarkan oleh Khadijah dengan penuh perhatian untuk kemudian dia memotivasi dan rnenguatkan hati Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Bersama Rasulullah, Khadijah turut menanggung kesulitan dan kesedihan, sehingga tidak jarang dia harus mengendapkan perasaan agar tidak terekspresikan pada muka dan mengganggu perasaan suaminya. Yang keluar adalab tutur kata yang lemah lembut sebagai penyejuk dan penawar hati.

Orang yang paling keras menyakiti Rasulullah adalah paman beliau sendiri, Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Lahab, beserta istrinya, Ummu Jamil. Mereka memerintah anak-anaknya untuk memutuskan pertunangan dengan kedua putri Rasulullah, Ruqayah dan Ummu Kultsum. Walaupun begitu, Allah telah menyediakan pengganti yang lebih mulia, yaitu Utsman bin Affan bagi Ruqayah. Allah mengutuk Abu Lahab lewat firman-Nya :

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dan sabut. “ (QS. Al-Lahab:1-5)

Khadijah adalah tempat berlindung bagi Rasulullah. Dari Khadijah, beliau memperoleh keteduhan hati dan keceriaan wajah istrinya yang senantiasa menambah semangat dan kesabaran untuk terus berjuang menyebarluaskan agama Allah ke seluruh penjuru. Khadijah pun tidak memperhitungkan harta bendanya yang habis digunakan dalam perjuangan ini. Sementara itu, Abu Thalib, parnan Rasulullah, menjadi benteng pertahanan beliau dan menjaga beliau dari siksaan orang-orang Quraisy, sebab Abu Thalib adalah figur yang sangat disegani dan diperhitungkan oleh kaum Quraisy.

J. Pemboikotan Kaum Quraisy terhadap Kaum Muslimin

Setelah berbagai upaya gagal dilakukan untuk menghentikan dakwah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, baik itu berupa rayuan, intimidasi, dan penyiksaan, kaum Quraisy memutuskan untuk memboikot dan mengepung kaum muslimin dan menulis deklarasi yang kemudian digantung di pintu Ka’bah agar orang-orang Quraisy memboikot kaum muslimin, termasuk Rasulullah, istrinya, dan juga pamannya. Mereka terisolasi di pinggiran kota Mekah dan diboikot oleh kaum Quraisy dalam bentuk embargo atas transportasi, komunikasi, dan keperluan sehari-hari lainnya.

Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah dan istrinya dapat bertahan, walaupun kondisi fisiknya sudah tua dan lemah. Ketika itu kehidupan Khadijah sangat jauh dan kehidupan sebelumnya yang bergelimang dengan kekayaan, kemakmuran, dan ketinggian derajat. Khadijah rela didera rasa haus dan lapar dalam mendampingi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan kaum muslimin. Dia sangat yakin bahwa tidak lama lagi pertolongan Allah akan datang. Keluarga mereka yang lain, sekali-kali dan secara sembunyi-sembunyi, mengirimkan makanan dan minuman untuk mempertahankan hidup. Pemboikotan itu berlangsung selama tiga tahun, tetapi tidak sedikit pun menggoyahkan akidah mereka, bahkan yang mereka rasakan adalah bertambah kokohnya keimanan dalam hati. Dengan demikian, usaha kaum Quraisy telah gagal, sehingga mereka mengakhiri pemboikotan dan membiarkan kaum muslimin kembali ke Mekah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pun kembali menyeru nama Allah Yang Mulia dan melanjutkan jihad beliau.

K. Wafatnya Khadijah

Beberapa hari setelah pemboikotan, Abu Thalib jatuh sakit, dan semua orang meyakini bahwa sakit kali mi merupakan akhir dan hidupnva. Dalam keadaan seperti itu, Abu Sufjan dan Abu Jahal membujuk Abu Thalib untuk menasehati Muhammad agar menghentikan dakwahnya, dan sebagai gantinya adalah harta dan pangkat. Akan tetapi, Abu Thalib tidak bersedia, dan dia mengetahui bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak akan bersedia menukar dakwahnya dengan pangkat dan harta sepenuh dunia.

Abu Thalib meninggal pada tahun itu pula, maka tahun itu disebut sebagai ‘Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Sebaliknya, orang-orang Quraisy sangat gembira atas kematian Abu Thalib itu, karena mereka akan lebih leluasa mengintimidasi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan pengikutnya. Pada saat kritis menjelang kematian pamannya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membisikkan sesuatu, Secepat ini aku kehilangan engkau?

Pada tahun yang sama, Sayyidah Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan karena pemboikotan itu. Semakin hari, kondisi badannya semakin menurun, sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. semakin sedih. Bersama Khadijahlah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia. Dalam sakit yang tidak terlalu lama, dalam usia enam puluh lima tahun, Khadijah meninggal, menyusul Abu Thalib. Khadijah dikuburkan di dataran tinggi Mekah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sendiri yang mengurus jenazah istrinya, dan kalimat terakhir yang beliau ucapkan ketika melepas kepergiannya adalah: “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalab Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”

Khadijah meninggal setelah mendapatkan kemuliaan yang tidak pernah dimiliki oleh wanita lain, Dia adalah Ummul Mukminin istri Rasulullah yang pertama, wanita pertama yang mernpercayai risalah Rasulullah, dan wanita pertama yang melahirkan putra-putri Rasulullah. Dia merelakan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan jihad di jalan Allah. Dialah orang pertama yang mendapat kabar gembira bahwa dirinya adalah ahli surga. Kenangan terhadap Khadijah senantiasa lekat dalam hati Rasulullah sampai beliau wafat. Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Khadijah binti Khuwailid dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Sumber: buku Dzaujatur-Rasulullah, karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh, http://ahlulhadiits.wordpress.com/


Bookmark and Share Bagikan110

Cara berlangganan artikel via emailMasukan email anda dikotak yang berada dibawah, setelah itu klik 'berlangganan'..! Jangan lupa setelah memasukan email anda, ferifikasi email yang kami kirimkan ke email anda. Syukron

Artikel Terkait: